7 Bahaya Ketergantungan Terhadap Teknologi yang Tidak Kamu Sadari
Kalian di sini ada yg memakai fitur Daily Reminder penggunaan Instagram yg tersedia pada pelaksanaan Instagram, nggak?
Buat kalian yg belum memahami, fitur ini bermanfaat buat menjaga penggunaan Instagram kalian nggak berlebihan dan sanggup diakses pribadi pada hidangan Settings pada pelaksanaan Instagram itu sendiri.
Lucu nggak, sih, pelaksanaan yg bisnisnya tergantung dalam aktivitas pengguna malah kini mengajak penggunanya buat mengurangi penggunaan pelaksanaan tersebut?
Bukan cuma Instagram loh yang sekarang bertingkah seperti ini karena perusahaan misalnya Google jua sekarang sedang mendorong acara kesejahteraan digital mereka.
DAFTAR ISI
- Bahaya Ketergantungan Terhadap Teknologi
- Teknologi Bisa Mengalami Masalah
- Teknologi Bisa Diserang Oleh Pihak Lain
- Teknologi Dikendalikan Oleh Perusahaan
- Teknologi Mendorong Sifat Konsumerisme
- Teknologi Terkait Dengan Masalah Depresi
- Teknologi Dapat Membongkar Data Pribadi
- Teknologi Hanya Bisa Beroperasi Sesuai Pemrograman Mereka
7 Bahaya Ketergantungan Terhadap Teknologi
Jaka mampu memahami perkara ketergantungan teknologi itu gawat lantaran banyak perusahaan teknologi yang sudah berpikir seperti itu, geng.
Film misalnya seri Terminator memberitahuakn teknologi AI protesis manusia yang akhirnya berbalik melawan kita tapi di kehidupan konkret, teknologi itu mempunyai banyak bahaya lain.
Tapi, bahaya ini tidak mengecewakan terselubung dan banyak berdasarkan kita yang acapkali nggak sadar dengan bahaya menurut ketergantungan teknologi.
Buat kalian yg penasaran, pribadi baca aja 7 bahaya ketergantungan terhadap teknologi dari observasi Jaka.
1. Teknologi Bisa Mengalami Masalah
Nggak usah jauh-jauh, geng, karena beberapa saat lalu kita telah melihat perkara yang menimpa keliru satu penyedia layanan fintech, OVO, pada Indonesia.
Buat Jaka eksklusif, sih, kejadian ini cuma menjadi sekadar kejengkelan biasa akan tetapi buat kalian yg sehari-hari telah mengandalkan OVO niscaya kesel banget, kan?
Sebagai contoh, sekarang sudah ada beberapa gedung yang mengharuskan bayar parkir hanya menggunakan dompet digital. Terus kalau error jadinya bagaimana?
Kalau pelaksanaan misalnya ini mengalami kasus saat kalian sedang butuh itu mampu membuahkan buruk makanya kalian jangan hingga terlalu bergantung pada teknologi.
dua. Teknologi Bisa Diserang Oleh Pihak Lain
Kasus hacking pada Indonesia masih tergolong minim akan tetapi pada Amerika Serikat, masalah hacking sudah melibatkan nyawa orang poly, geng.
Dilansir berdasarkan CNBC, sebuah tempat tinggal sakit di Indiana menjadi korban berdasarkan serangan hacking di mana sistem komputer di rumah sakit tadi dibajak sang sebuah gerombolan hacker.
Rumah sakit tersebut akhirnya terpaksa membayar uang tebus sebanyak 55 ribu dolar atau lebih kurang Rp770 juta dalam bentuk Bitcoin buat mampu mengakses personal komputer mereka balik .
Bukan cuma individual saja yang harus waspada, kalian yg menjalankan usaha jua usahakan jangan terlalu bergantung sama teknologi.
3. Teknologi Dikendalikan Oleh Perusahaan
Kita sudah seringkali disuguhi dengan informasi selebriti abad 21 yg sukses melalui jalan non-tradisional misalnya figur Atta Halilintar dan Awkarin.
Tapi buat menciptakan channel atau account seperti mereka itu sulit lantaran popularitas sebuah konten jua sangat terpengaruh prosedur pemecahan YouTube & Instagram.
Masalahnya, prosedur pemecahan ini dikendalikan sepenuhnya oleh perusahaan tadi & mereka pula sering mengubah prosedur pemecahan ini tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
Makanya, geng, ketergantungan teknologi itu nggak baik karena kalian juga berarti bergantung pada perusahaan di balik teknologi tadi.
4. Teknologi Mendorong Sifat Konsumerisme
Jaka pernah ke mall di weekend waktu terdapat promo DANA dengan sebuah gerai ayam goreng XXL & dapat ditebak, antriannya sudah sepanjang open house tempat tinggal Presiden waktu lebaran.
Sebagai anggota sejati pasukan pencari bonus, Jaka mengerti jika promo itu sangat berguna akan tetapi nggak hingga segitunya jua.
Nggak sedikit loh orang yang sebagai terdorong oleh godaan promo pelaksanaan fintech & pelaksanaan jual-beli online meskipun mereka sebenarnya nggak tertarik buat membeli apapun.
Masalahnya bukan cuma pada uang yang dikeluarkan tapi juga pada penumpukan barang-barang yg kalian nggak butuhkan atau inginkan yang akhirnya cuma duduk terdiam nggak terpakai.
lima. Teknologi Terkait Dengan Masalah Depresi
Untuk kasus ini sebenarnya masih belum terdapat jawaban yang jelas, geng, karena menurut pengalaman Jaka, penggunaan teknologi pula sanggup sangat membantu syarat mental.
Tapi, dilansir dari Sage Journals, sebuah riset pada Amerika Serikat menemukan bahwa masalah depresi & bunuh diri pada remaja itu terkait dengan meningkatnya penggunaan gadget.
Kalau kalian sedang mengalami kesulitan akan tetapi poly melihat postingan selebgram yg sedang foya-foya di luar negeri, nggak heran, sih, kalau kalian tambah murung .
Makanya, jika dari Jaka, teknologi itu nggak secara langsung menciptakan kalian depresi tapi teknologi secara nggak langsung menuntun kalian ke hal-hal yang bikin depresi.
6. Teknologi Dapat Membongkar Data Pribadi
Masalah privasi data masih sporadis diperbincangkan di ranah publik Indonesia akan tetapi pada Amerika dan Eropa, informasi ini sudah menjadi masalah akbar, geng.
Kalian pasti punya kabar eksklusif tentang diri kalian sendiri yang kalian nggak ingin beredar luas, kan?
Nah, di abad 21 ini, sudah banyak banget informasi tentang kita yg sudah tersimpan di internet misalnya di akun sosial media kalian sendiri.
Masalahnya, poly perusahaan yang kurang melindungi data penggunanya, makanya kalian wajib selalu berhati-hati ketika terdapat layanan yang meminta data langsung kalian.
7. Teknologi Hanya Bisa Beroperasi Sesuai Pemrograman Mereka
Bayangkan kalian sedang berada pada dalam sebuah self-driving car dan di depan datang-datang muncul sekumpulan nenek yang sedang menyeberang jalan.
Menurut kalian, apakah kendaraan beroda empat tadi usahakan mengutamakan keselamatan sekumpulan nenek tadi atau keselamatan kalian menjadi pengguna?
Masalah ini adalah perluasan dari trolley problem dan pada sini nggak terdapat jawaban yg bisa memuaskan pejalan kaki dan pengguna kendaraan beroda empat sekaligus.
Ini memang contoh yang sangat ekstrim akan tetapi memperlihatkan bahaya ketergantungan terhadap teknologi karena teknologi itu nggak fleksibel dan hanya sanggup bertindak sesuai pemograman mereka.
Akhir Kata
Itulah, geng, 7 bahaya ketergantungan terhadap teknologi. Di sini Jaka bukannya mencoba menjauhkan kalian menurut penggunaan teknologi akan tetapi hanya mengurangi ketergantungan kita saja.
Simpelnya, sih, Jaka menganjurkan kalian menggunakan fasilitas kesejahteraan digital buat membatasi penggunaan teknologi.
Kalau kalian ada yang punya bisnis sendiri, ada baiknya juga kalian memikirkan cara buat tidak terlalu bergantung menggunakan teknologi karena alasan yang Jaka telah sebutkan pada atas.
Apa kalian pernah memiliki pengalaman jelek menggunakan teknologi? Share di kolom komentar ya, geng!
Comments
Post a Comment